“Tapi kalau Dara mau memakainya, silakan. Dengan senang hati,” tambah Aldi. "Mas mau makan?" tanyaku. Salah tingkah membuatku refleks salah bertanya. Padahal kami berdua sudah makan malam tadi. Aldi mengisyaratkan agar aku berdiri. Aku pun menyimpan lingerie yang aku bawa kemudian berdiri hingga kini posisi kami sudah saling berhadapan. "Mas cinta Dara," ucapnya lembut sambil menyentuh kedua tanganku, matanya juga menatap mataku. "Aku juga cinta sama Mas." "Apa Dara siap dicintai dan mencintai Mas seutuhnya?" Aku mengerti apa maksudnya, aku pun mengangguk. “Ya, Mas.” Faktanya aku memang sudah menjadi milik Aldi seutuhnya. Ia bebas melakukan apa saja padaku di malam pertama kami. Alih-alih menjawab, Aldi semakin merapatkan tubuhnya denganku, aku merasa waktu berjalan sangat lambat t