Bab 20 - Tentang Perasaan

1819 Kata

Aku menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang tak bisa aku definisikan. Aku bahkan tak tahu apa yang aku rasa, yang pasti campur aduk antara senang, lega, khawatir, takut, resah, ah … semua berpadu menjadi satu. Malam ini, aku rasa Aldi sudah menunjukkan keseriusannya. Makan malam kami memang gagal, tapi pembicaraan kami tidak gagal sama sekali. Pembicaraan kami tidak hanya dilakukan di restoran, bahkan ketika di perjalanan pulang saat Aldi hendak mengantarku. Tentu dengan senang hati aku mendengarkan ceritanya. Aldi seolah menjawab rasa penasaranku tanpa harus aku bertanya. Aku senang karena aku memang canggung untuk bertanya menyangkut masalah pribadinya. Kabar baiknya, Aldi menceritakan banyak hal padaku. Bisa dikatakan bahwa pria itu mendominasi pembicaraan selama di perjalana

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN