Saling menyentuh dan merasakan satu sama lain menjadi candu yang selalu membuat keduanya gila. Seolah tidak pernah ada kata puas untuk saling merengkuh dalam kehangatan yang tulus. Baik dulu juga sekarang, candu itu masih sama hebatnya. Aaron memandangi Zea yang berbaring di bawah tubuhnya dengan tatapan memuja, sementara gadis itu pun tenggelam di kedalaman mata kekasihnya. “Aaron …,” bisik Zea ketika merasakan getaran halus di dekat tempat tidur Aaron, namun ia tidak yakin dari mana asalnya. “Hm …?” balas Aaron sambil terus memberikan kecupan-kecupan hangat di leher Zea. Zea menajamkan telinga agar dapat mendengarkan dengan lebih baik. “Kau dengar itu …?” Aaron mengerutkan keningnya, masih belum memahami maksud Zea. “Dengar apa?” “Suara itu. Seperti ada suara getaran halus, tapi a