Chasing Memory 55b

1206 Kata

“Shh …, kenapa kau terus menangis?” Setelah hampir satu jam membiarkannya menangis, Aaron mulai kebingungan menghadapi Zea. Ia tidak mengerti alasan Zea terus-menerus menangis. “Ada apa?” “Aku merasa jahat,” jawab Zea ketika akhirnya berhasil mengendalikan diri. “Kau merasa bersalah pada ayahmu?” tebak Aaron. “Hm.” Zea mengangguk lesu. “Awalnya aku memang sangat marah padanya. Bahkan rasanya aku benci. Tapi selama delapan hari bersamanya, aku merasakan sesuatu yang berbeda. Sikapnya juga berbeda.” Aaron menggenggam tangan Zea untuk menghiburnya.  Zea melanjutkan ceritanya sambil terus tertunduk. “Mungkin selama ini aku yang kurang berusaha mendekati dan mengambil hatinya. Mungkin selama ini Dad juga kesepian. Sosok Cassandra benar-benar bisa membuat Dad bahagia.” Senyum Zea mengemban

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN