>>> Aaron melangkah masuk sambil menatap berkeliling. Tidak besar, namun nyaman. Rapi, cantik namun semarak, khas seorang gadis yang ceria dan dinamis. Kunjungan pertamanya terlalu kacau hingga Aaron tidak sempat mengamati isi apartemen gadis ini. "Kau tinggal sendiri saja di sini?” “Begitulah.” Zea melangkah menuju pantry untuk menyiapkan minuman bagi Aaron. “Duduklah, jangan berdiri saja.” Aaron melangkah menuju satu-satunya sofa di apartemen Zea, tempat ia menindih gadis itu beberapa waktu lalu. “Sejak kapan kau tinggal sendiri?" "Sejak aku kembali dari New York tahun lalu." "Bukahkah Ibumu ada di Qruinz juga?" "Hm." Zea menghampiri Aaron dengan membawa dua gelas jus jeruk di tangannya. Ia sendiri lebih memilih untuk duduk di atas karpet ketimbang di sofa. "Kenapa tidak t