Hanya satu hal yang terlintas dalam benak Aaron saat ini, menemui Annette secepatnya dan membeberkan semua. Memaksa gadis itu menghadapi kenyataan dan menerima bahwa Annette Johannsen adalah Zea Muller. Terlebih penting di atas semuanya itu, gadis itu adalah gadisnya. Perempuan yang hampir dinikahinya, yang saat ini seharusnya sudah menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya. Anette harus tahu hal itu, dan tidak ada lagi alasan baginya untuk mengelak. Menyadari fakta yang baru terkuak ini, ada perasaan marah sekaligus bahagia yang bergejolak dalam hati Aaron. Aaron tidak mengerti mengapa Zea tidak bisa mengingat masa lalunya, ataukah sebenarnya gadis itu ingat namun mengingkarinya? Tapi melihat sikap gadis itu, tatapan matanya, juga ekspresi wajahnya, Aaron tahu Zea tidak berbohong. Ia terli