Putus Harapan

2044 Kata

Esok harinya. Vivian terbangun dan selalu dengan tubuh yang terasa lemas. Padahal tidak habis bekerja keras. Kemarin bekerja pun, tidak ada setengah jalan dan sudah dijemput pulang ke rumah. Vivian buka kelopak matanya dan bangun dari atas tempat tidur dengan perlahan. Ia sandarkan punggungnya pada sisi ranjang dan mengumpulkan nyawanya terlebih dahulu, sebelum pergi ke dalam kamar mandi dan sebelum hal itu terjadi juga, ia pandangi sekeliling kamar ini, untuk melihat ada tidaknya pria, yang semalam seperti menemani ia tidur di dalam kamar. Tapi ternyata, setelah pagi harinya, ia pun tidak ada di dalam kamar ini. Bosan main petak umpet terus menerus. Tapi ia juga tidak kunjung mendapatkan kejelasan status. Begitu takutnya dia, kepada putrinya sendiri. Dasar pengecut. Hanya berani berbua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN