Di sepanjang jalan. Thomas benar-benar hanya menatap jalanan saja. Mau menoleh sedikit, lehernya jadi terasa kaku. Nanti, kalau ia langgar ucapannya sendiri, pasti akan ada yang mengamuk kepadanya. Mau bicara satu patah kata saja, ia jadi harus berpikir ulang. Takutnya malah salah lagi dan disalah-salahkan, serta dibilang tidak memikirkan keselamatan. Thomas yang mengemudi, Thomas juga yang jadinya kesal sendiri. Ia harus menahan lidahnya agar tidak berucap dan menahan lehernya juga, untuk tidak berputar dan menoleh kepada Vivian. Mereka sudah hampir tiba dan Thomas juga yang serasa mau gila, karena harus diam saja sepanjang di perjalanan mereka. Tetapi sekarang, ketika sudah sampai di tempat tujuan, Thomas bebas. Saat mobil ia hentikan lajunya pintu, kepalanya sudah otomatis berputar ke

