Part 11

1178 Kata
Open order promo pdf spesial akhir tahun hanya tersedia sampai tgl 31 desember 2022 selebihnya promo ini di tutup dan tidak di buka lagi ya. Ada yang berbeda untuk promo kali ini. Hanya bayar 150k readers sudah bisa dapat semua judul pdf Irie Asri termasuk pdf stay with me dan pembantuku istriku, total ada 19 pdf. Yang berminat dengan promonya silahkan chat wa author 0856-2495-6939. Pdf akan langsung dikirim ke wa atau email setelah p********n selesai. p********n bisa via bank mandiri & shopeepay. List Pdf yang didapatkan. Isi pdf sudah full dengan extra part sama seperti ebook & cetak. 1. Tuan Bara 65k 2. Om Regan 60k 3. Forced Wedding 55k 4. Mencintaimu Tak Mudah 50k 5. Devil Beside Me 40k 6. Seduce For Love 60k 7. Paksaan ternikmat 40k 8. Pernikahan Bayangan 28k 9. Unwanted Love 50k 10. My Ugly Husband 45k 11. Eternal Mistake 50k 12. 40 Days with You 30k 13. Cinta Dalam Luka 50k 14. Last Love 50k 15. Me After You 30k 16. Aku Ataukah Dia 30k 17. Mencintaimu Sekali Lagi 40k 18. Stay With Me 50k 19. Pembantuku Istriku 55k Jenar mengikuti Agam sampai mereka berhenti di ruangan yang mengarah pada keindahan luar rumah. Lelaki itu berhenti di sana lalu melirik Jenar yang terlihat terdiam dengan tatapan menunduk. Agam menghela napas. Ia tidak tahu mulut Adit akan sejahat itu pada seorang wanita. Ia merasa bersalah seharusnya ia lebih tegas lagi pada Adit karena bagaimana pun sekarang Jenar adalah istrinya. Dia tidak layak diperlakukan seperti tadi. "Maaf, Adit keterlaluan, seharusnya dia tidak berkata seperti itu," ucap Agam membuat Jenar mendongkak menatap wajah rupawan itu. Lalu menggeleng. Meskipun rasanya sangat sakit, tapi Jenar mengerti. Tidak semua lelaki akan memandangnya seperti Agam. Contohnya Adit hanya melihat keadaan Jenar lewat fisiknya saja. Sehingga lelaki itu begitu mudah menghinanya. "Tidak papa Tuan. Saya mengerti. Tuan Adit sangat menyayangi Tuan makannya sampai menuduh saya seperti itu." "Tetap saja dia keterlaluan. Kamu tidak sepantasnya diperlukan seperti itu. Meskipun pernikahan ini hanya sebatas kontrak dan kita akan bercerai setelah kamu melahirkan bukan berarti Adit bebas memperlakukanmu seperti ini. Semua terjadi karena kesalahanku." Awalnya Jenar merasa tersanjung dengan pembelaan Agam namun ketika perceraian terdengar ikut campur dalam ucapan lelaki ini, Jenar langsung tersadar bahwa ia tidak punya hak untuk bahagia hanya karena sikap baik Agam padanya. Lelaki ini memang baik pada semua orang bukan hanya padanya saja. Jenar mengangguk pelan, mencoba berterima kasih atas perlakuan baik lelaki itu. "Saya juga bersalah Tuan. Dan terima kasih sudah memperlakukan saya dengan baik di sini." Agam terdiam. Lelaki itu kini mengalihkan tatapannya menatap jendela besar di depan memperhatikan langit mendung membingkai jendela rumahnya. "Kamu tidak perlu berterima kasih. Seharusnya memang seperti itu." Jenar tidak tahu lagi harus memuntahkan kata apa. Rasanya begitu canggung tinggal berdua di rumah sebesar ini dengan seorang lelaki. Lelaki yang bahkan belum Jenar kenal sebelumnya. Karena kesalahan satu malam membuat benang merah di antara keduanya membelit semakin rumit. Ketika Jenar masih memikirkan apa yang harus dikatakan, Agam terlebih dulu terkejut dengan suara ponsel yang berdering di saku celananya. Jenar memperhatikan ekspresi Agam yang terlihat berwajah penuh kekecewaan saat memeriksa ponsel tersebut. Agan kemudian melirik Jenar. "Kamu istrirahat lah. Atau lakukan hal yang kamu sukai di sini. Aku akan mengangkat telepon dulu." Tanpa menunggu jawaban Jenar. Agam dengan cepat melangkah menjauhi Jenar. Dan mengangkat panggilan itu. Meskipun wajahnya terlihat ada gurat kecewa tetapi tak bisa dipungkiri Jenar sedikit melihat rasa antusias Agam dalam mengangkat panggilan itu. Dia terlihat merindukan seseorang. Dan itu pasti telepon dari tunangannya. Jenar memutuskan untuk pergi saja dari sana. Tidak ingin menggangu Agam. Mungkin ia akan mencoba untuk membersihkan rumah ini. Karena ia tahu, ia bukanlah istri sesungguhnya di rumah luas ini. Seharusnya keberadaannya di sini bisa sedikit membantu. *** Agam memilih kamarnya untuk melakukan obrolan. Ia segera mendudukkan tubuh di atas sisi tempat tidur. Sambil mendengar rengekan wanita di seberang sana yang terdengar cukup kesal padanya. “Kenapa baru mengangkat telepon?” cerca Mesya. Dan Agam baru ingat bahwa selama ini ia sudah mengabaikan wanita ini akibat terlalu fokus menyelesaikan masalahnya dengan Jenar. Agam masih kecewa dengan keputusan wanita itu yang lebih mementingkan karier di banding menikah dengannya. Jadi ia memilih untuk tidak menghubungi Mesya. Ia ingin membuat semuanya menjadi baik karena Agam tidak ingin ketika ia marah ia malah tak sengaja menyakiti Mesya dengan kata-kata nya. Diam lebih baik dari pada ia melampiaskan rasa kecewanya pada Mesya. “Aku sibuk.” “Kamu bohong.” Helaan napas Agam terdengar. “Baiklah aku memang berbohong. Aku sengaja tidak mengangakat panggilan dan tak membalas pesan karena aku masih marah, kecewa dengan keputusanmu.” Dan ini sebuah kebohongan lagi. Agam tidak punya pilihan lain, ia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bahwa beberapa hari ini ia sibuk menikahi wanita lain dan mengurus kepindahan istrinya ke kota, untuk tinggal bersamanya. Mesya pasti akan sangat terluka, Agam tidak mau menyakiti wanitanya. Ia harus bisa menyembunyikan keberadaan Jenar dari Mesya. Mesya tidak boleh tahu. "Agam kamu tahu pekerjaan ini sangat penting untukku." "Ya, dan aku hanya dinomor duakan. Kamu bahkan tidak mau tau perasaanku saat membatalkan kepulanganmu hanya karena karier modelingmu itu. Mesya aku sudah merencanakan semua ini untukmu. Yang aku inginkan hanya satu. Kita menikah, kamu tinggal di sini bersamaku. Bukan seperti ini." Suara di seberang sana terdiam. Agam tahu Mesya menginginkan hal yang sama. Mereka saling mencintai. Tetapi banyak halangan yang terjadi. Salah satunya Tuan Handoko yang tidak pernah suka kehadiran Mesya. "Maaf, aku janji hanya setahun. Setelah kontrak ini selesai aku akan memilih kamu. Bisakah kamu sabar menunggu. Aku tidak akan ingkar janji lagi. Setelah kontrak ini selesai kita menikah. Aku akan menjadi istrimu, dan mengabdikan hidupku untukmu, selamanya." Janji yang entah sudah ke berapa kali Agam dengar. Tetapi dengan bodohnya sampai saat ini ia masih percaya terhadap janji Mesya, begitu meyakini wanita itu akan memilih dirinya. Tetapi yang terjadi, janji itu kembali diingkari. Agam tahu semua ini terjadi pasti karena campur tangan kakeknya yang tidak mau melihat ia menikah dengan Mesya, hanya saja seharusnya wanita itu juga ikut berjuang. Bukan pasrah tak ada perlawan. Menghela napas sebentar. Lalu memutuskan untuk percaya. Sekali lagi. "Oke, aku pegang janjimu. Jika kontrakmu selesai aku tidak akan bersabar lagi. Akan aku seret kamu langsung ke KUA. Mengerti?!" Kekehan kecil di seberang sana terdengar. Dalam hati wanita itu bersorak karena sudah berhasil menidurkan kembali amarah sang kekasih. "Iya Sayang. Aku gak akan kabur atau lari. Kamu harus percaya padaku. Baiklah aku tutup teleponnya. Aku mencintaimu." Agam kembali tersenyum. Sekecewa apapun ia terhadap Mesya. Hatinya tetap saja kalah. Cinta lebih mendominasi. Sehinga membuat Agam menjadi lemah seperti ini. "Aku juga mencintaimu." Ponsel itu ia letakan lagi dalam saku celana. Keluar dari kamar, dan keningnya mengernyit mencium harum aroma masakan yang menggiurkan. Siapa yang memasak? Bukankah hari ini para pekerja di rumahnya libur. Dengan pelan Agam bergerak memeriksa lewat besi pembatas. Menatap ke bawah dan menemukan punggung Jenar tengah bergerak lincah di area dapurnya. Jadi wanita itu yang sedang memasak. Sepertinya Agam harus membiasakan diri mulai sekarang. Karena ada wanita lain yang ikut tinggal di rumah ini. Wanita yang tak sengaja mengandung darah dagingnya. Bersambung...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN