Pukul setengah sebelas Seril keluar dari kamar Iko, dia menemani anak itu tidur dulu. Niatnya mau langsung pulang ke Suka Maju, tetapi Prita menghadang. Memeluk Seril dan menyandarkan kepala di dadanya yang bidang. "Aku kangen." Seril mencoba memahami posisi Prita. Dia membawa wanita itu duduk, tubuh Seril masih dipeluk. Bukannya Seril malah keenakan didekap perempuan, dia justru tak nyaman, tetapi tidak bisa serta-merta mendorongnya. Nanti repot. Paham, kan? "Kenapa susah banget buat bisa jadi pendamping kamu?" Padahal sudah saling cinta, sudah menghabiskan banyak waktu bersama sebagai pasangan kekasih. Itu saja tidak cukup. Dan lagi-lagi soal itu. Prita rasa orang desa ini cenderung saklek. Status janda saja sering dipandang buruk. Apalagi Prita yang bukan janda, gadis juga bukan.