"Kenapa kita ke hotel?" "Menurutmu bagus kalo kita pulang ke rumah sekarang dengan kondisi wajah sembap kamu itu? Nanti dikira kamu nggak bahagia dalam pernikahan kita." Anin mengusap wajah. "Tapi, kan, bisa bilang kalo ini air mata hasil tusukan Mas Seril yang brutal pas lagi bikin dedek." Bang Serilnya mendelik, Anin terkekeh. "Sudah, yuk! Sambil kita cari makan dulu, Mas belum sarapan, lho." "Wah ... suami yang baik. Perut istri diutamakan, perut sendiri dibiarkan kelaparan." Perlu Anin berikan jempol? Mari kita sudahi dulu bahasan keluarga yang membuat Anin sakit hati. Itu yang Bang Seril bilang. Anin disuruh 'napas' dulu, tenangkan diri dulu, dan redakan emosi. Biar Seril yang memikirkan bagaimana caranya, lalu Anin hanya perlu mendengar laporan proses hingga hasil beres. Kare