"Mas minta maaf." Sudah di kamar. Pada akhirnya kini balik ke kamar nomor 9. Bang Serilnya a*u—eh, astagfirullah. Anin tidak bermaksud mengatai suami, tetapi tingkah laku Bang Seril asem pol hari ini. "Adek ...." Berisik terus pula. "Apa Mas kayak gini juga kalo ke Mbak Prita?" Seril sontak menatap Anindea. Tadinya Seril menenggelamkan wajah di ceruk leher sang istri. "Maksudnya gimana?" Rebahan di kasur sambil Seril dekap, pokoknya sebisa-bisa dia tempeli istrinya selagi belum berbaikan. "Ya, ini. Kalo Mbak Prita marah, apa Mas juga ndusel sambil merengek-rengek terus macam ini?" "Nggak. Mas bukan tipe yang suka ngawalin skinship kalo belum ijab sah." "Oh, ya?" Tampang Anin mengejek, tak percaya. Tapi diingat-ingat lagi, selama Anin melihat kebersamaan Bang Seril dan Mbak Mprit