10 | Minimal Jangan Penasaran

1714 Kata

"Ini apa?" "Nasi goreng." Yang Anin terima, Bang Seril menjulurkan itu soalnya. Beserta paper bag isi seragam nikahan Jayyan yang akan Anin kenakan besok. "Mau masuk dulu?" Rasanya kejam kalau Anin tidak menawarkan bapak kades Suka Maju buat mampir duduk-duduk dulu di dalam setelah membawakan barangnya. Perjalanan dari desa ke kota ini, kan, lumayan sejam lebih. Minimal basa-basilah, ya. "Boleh." Wow. Di-acc. Maka Anin buka lebar-lebar pintunya, menyilakan masuk. "Nggak usah ditutup," ucap Bang Seril. Ya, siapa juga yang mau tutup pintu di saat ada lawan jenis bertandang, sedang Anin sendirian. Kecuali Jayyan, sih, pas itu. Malah pernah nginap di sini. But, nggak ngapa-ngapain, kok. Boboknya juga di sofa, Anin di kasur. Dan area ini menyatu dengan ruang kerja, hanya tertutupi g

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN