Semakin parah. Jasmine muntah-muntah sampai yang keluar hanya cairan. Dia meremas pinggiran wastafel. Di sisinya ada suami yang memegangi rambut panjang Jasmine agar tidak terkena muntahan, pun tangan Zul satunya mengusap-usap punggung putri Pak Solihin ini. Lagi. Jasmine muntah. Dia lalu merengek. Ingin menangis karena perut dirasa sangat tidak enak, seperti diaduk. Jasmine basuh mulut. Nangisnya pun tidak keluar air mata. "Kata Mas juga kemarin, tuh, langsung ke dokter. Ngeyelan, sih." Jasmine sampai pucat. Dia berkilah. "Kemarin nggak sebegininya, tahu." "Ya, kamu nunggu parah dulu. Udah, ayo, sekarang ke dokter. Pake jaket." "Nggak dingin, Mas. Gerah malah." "Mau ngeyelan lagi?" Maksud Zul, dia sudah terlalu khawatir. Maunya Jasmine manut saja gitu tiap-tiap yang dia ucapkan. A