Anin colek-colek hidung bangir Bang Seril sambil tersenyum, kemudian dia terkekeh saat wajahnya dihujani kecupan sampai ke leher-leher, hingga ke perut-perut. Ya ampun! Tapi saat bibir Bang Seril menubruk bibir Anin untuk dilumat, detik itu perut Anin bergejolak. "Hmph!" Dibekapnya mulut setelah Anin dorong d**a suami, dia lalu beranjak melarikan diri ke kamar mandi. Lagi, Anin mendapatkan gejolak mual yang sangat hebat pagi itu. Seril menyusul. Pertama-tama dia hidu aroma pagi dari mulutnya, baukah? Kok, sampai muntah-muntah? Ah, biasanya juga tidak begini. Dasarnya Anin sedang 'isi.' Ya ampun. Hal-hal seperti ini pun Anin yang tanggung, kenapa tidak Seril saja? Seril bersedia dilimpahkan morning sickness istrinya, sungguh. Seril gegas menelepon Mbak Iren. Saat beliau datang, Ani