"Ya ampun ... repot-repot." Seril senyum. "Ini belum seberapa daripada kebaikan Mama Tika yang udah rawat Anin sampai sebesar sekarang. Pasti Anin jauh lebih merepotkan dari sekadar repotnya kami bawa buah tangan, kan?" "Oh ... haha! Iya, Anin ngerepotin banget dulu. Ya, namanya juga anak." Anin yang mendengarnya berasa ingin memutar bola mata. Well, dia tahu Bang Seril sedang menyindir halus. Yang mungkin di pendengaran Sus Tika atau papa sekali pun, itu karena Bang Seril tak tahu apa-apa tentang kehidupan Anin di sini. Seril terkekeh. "Lain waktu kami bawakan lebih banyak oleh-oleh Suka Maju lagi. Oh, ya, kami mau nginap, Ma, Pa. Saya ingin mengenal Anin lebih jauh, termasuk ingin kenal dekat dengan keluarganya." "Kan, kamu sudah kenal lama sama Anin." Itu kata papa. "Iya, pas kec