"Jangan dipikirkan. Itu jelas omongan mantan ibu tiri kamu." Seril letakkan ponsel Anin, dia screenshot, lalu kirim ke kontaknya. Tidak lupa mengirim nomor asing tersebut juga kepadanya. Barulah Seril blokir dan menghapus semua jejak chat di handphone istrinya. "Berarti pas itu ... ibu merkosaa papa, ya, Mas?" Seril menarik napas. "Belum tentu. Ibu kamu, kan, udah nggak bisa kasih keterangan. Nggak ada saksi mata juga. Bisa jadi yang 'kejadiannya' dikarang bebas sama Paklik Ibnu, dibumbui." Who knows, kan? "Tapi dari chat dan kebencian papa, kayaknya bener. Ibu bikin papa nikah, terus kayak Mbak Prita berusaha hamil sama Mas. Apesnya, aku nggak gugur—" "Hush!" Bang Seril menegur. "Kok, apes? Kamu itu anugerah, bukan apes. Gak terima Mas kamu ngatain diri sendiri 'apesnya'. Awas kalau