17 | Pengantin Terhormat

2221 Kata

Dulu .... "Sakit!" Anin meringkuk. "Sakit! Papa!" Tubuhnya dicambuk dengan lidi. Masalahnya, kalau cuma sebatang itu pedas. Lebih nyeri dari dipukul dengan sekumpulan lidi yang menjadi sapu. "Papa!" "Teriak terus! Panggil terus papamu! Kamu pikir papamu itu bakal melerai, hah? Bakal lindungin kamu?" Argh! Sakit. Anin remaja, bahkan tangan Sus Tika menampar-nampar tubuhnya. "Nggak bakal! Nih, rasain! Ini akibatnya kalau kamu banyak nyinyir omong kosong ke orang-orang!" Di mana Anin menceritakan tentang Sus Tika yang menjadi pelakor di hubungan orang tuanya. Dia dipukuli karena hal itu. "Sakiiit!" Oh, papa! "PAPAAA!" Anin melihat sosok tersebut, yang tempo lalu habis mengajaknya jalan-jalan seharian. Makanya Anin berani spill kebusukan Sus Tika lagi kepada orang-orang, Anin m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN