"Betewe, Mas. Aku, tuh, sebenernya dari lama penasaran." Selesai salat Asar, Anin membuka percakapan yang tiba-tiba mampir di benak. Mumpung ingat, mumpung ada orangnya. "Soal apa?" Seril meletakkan sarung di lemari alat salat. "Seril." Yang disebut namanya sampai menoleh. "Itu, kan, nama cewek. Nggak ada maskulin-maskulinnya. Artinya aja 'putri'. Nah, kenapa Mas dinamain itu?" Jujur, Seril sering sekali mendapat pertanyaan tersebut dari orang-orang, bahkan Prita dan teman kerja saat di kota pun pertanyaannya sama. Ya, karena memang seaneh itu katanya. Jelas-jelas ini anak cowok, tetapi kenapa dinamai Seril yang punya arti 'putri'. "Singkatnya saja, ya? Orang tua Mas, kan, kepengin banget anak cewek. Nah, katanya lagi, waktu hami kembar Bang Zul sama Mas itu di USG salah satunya adal