Ribut dengan penghuni rumahnya memang sudah hal biasa. Hanya saja mulut keranjingan mereka yang asal mangap tak pandang tempat, benar-benar membuat Nara meradang. Jangan tanya semalu apa dia dengan kelakuan mereka tadi siang. Di restoran ramai pengunjung, dua perempuan sialan itu justru bertingkah seperti orang tak paham etika. Kalau hanya dia yang menanggung malu sih tak apa, tapi Keyra dan klien pentingnya juga ikut kehilangan muka. Otak sampah mereka mana paham, dia yang selama ini pontang-panting, sementara para benalu itu yang menghamburkan uangnya. Sekarang malah nyinyir ke klien penting Xabiru, yang telah memberi kesempatan emas bagi perusahaan untuk bisa muncul di pasar besar. Saat kembali ke kantor, papanya datang dengan wajah ketar-ketir mencarinya. Sebelum punya kesempatan memb