Fean memasang senyum terbaiknya, menatap hamparan dapur yang tengah dihiasi kesibukan para koki dan para asisten, di tengah kebahagiaan yang membuat Fean berbunga-bunga. Jumlah mereka lebih dari dua puluh orang, dan mereka bekerja sangat kompak. Ada yang menyiapkan bahan-bahan, memasak aneka menu dan beberapa di antaranya ada yang sampai dihiasi kobaran api. Selain olahan yang harus dimasak tanpa terkecuali hidangan cuci mulut, beberapa di antara mereka juga sibuk meracik aneka minuman. Namun, bukan hanya mereka yang menjadi penyebab kebahagiaan Fean. Karena kini, dalam ingatannya, Fean tengah teringat kata-kata semangat dari Azura. “Fean, seorang koki tidak harus memiliki dua tangan. Seorang koki juga tidak harus bisa membedakan rasa melalui indera perasa. Karena seorang koki sejati aka