“Apa yang membuat Anda, berkata seperti tadi? Ini, apa maksud semua ini?” Rafael mengeluarkan ketiga kertas yang sempat ia lipat asal kemudian diselipkan di balik saku jas bagian dalamnya. Ia langsung mencecar Hanny yang duduk di sebelahnya, tak lama setelah Didin mengemudikan mobil mereka. “Jadi, … ibu Jina sama sekali belum menceritakannya, kepada pak Rafael?” ucap Hanny yang kemudian bergeming bingung memandangi wajah pria di sebelahnya. Rafael sudah tak karuan dan ingin mengamuk. Bahkan meski ia sudah menarik napas cepat meluapkan kekesalan berikut emosinya seiring ia yang sampai mengacak cepat kepalanya hingga rambutnya yang tersisir rapi dibalut pelumas menjadi acak-acakan, semuanya sungguh tak mampu mengurangi amarahnya. Jika apa yang Hanny katakan memang benar, Rafael sendiri me