Arsyad seolah baru merasakan jatuh cinta. Di malam yang tenang dalam mobilnya, dia rasanya ingin menghentikan waktu sejenak. Dania benar-benar membuatnya melambung tinggi. Sayang bercampur gemas sekali kepada perempuan yang telah berstatus sebagai kekasihnya itu. “Mau makan di mana?” tanya Arsyad sebelum menjalankan mobilnya kembali., “Udah jadi pacar, saya boleh minta makan di mana aja?” Arsyad mengangguk sambil menahan tawa. Dia tahu, Dania bukan lah perempuan matre. Tingkah Dania itu menggemaskan tanpa dibuat-buat. “Saya masih sedih sebenarnya, tapi lebih baik dari kemarin ini. Makasih, ini berkat Bapak juga. Yang selalu ada di sisi saya, terus meluk saya memberikan semangat.” Dania menyeka sudut matanya, terharu mengingat banyak hal yang dilakukan Pak Arsyad untuknya. “Saya enggak