Tasya dan Dino lalu bercanda dan mengobrol seperti biasa. Mama dan Kak Dini juga ikut nimbrung dengan mereka berdua sesekali. Tapi, Tasya merasakan sesuatu yang aneh dari tatapan mata Dino. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di sana dan Tasya tak tahu apa itu. Dino sendiri, entah kenapa semakin lama, dia merasa semakin kesal tanpa sebab. Dia sebenarnya sedang menunggu sedari tadi. Menunggu ceweknya memberi kejelasan tentang cowok yang menemaninya membeli sepatu olahraga yang diterima Dino sebagai hadiah. Tapi, Tasya sama sekali tak menyinggung masalah itu lagi sama sekali. Seolah-olah memang tak berniat untuk bercerita tentang itu kepada Dino. Itulah yang membuat Dino semakin lama merasakan sesak di dadanya. "Dino kamu kenapa sih?" tanya Tasya ke arah Dino. "Hmmm? Nggak pa-pa Kak,"