"Mas kok nggak pernah anuin Iin lagi sekarang," kata Iin sambil merapikan kamar Dino sore itu. "Anu Mbak, maaf, Dino..." Dino agak ragu-ragu menjawab 'protes' Iin. "Gara-gara Mbak Tasya ya?" tanya Iin to the point. Dino hanya menganggukkan kepalanya ke arah Iin. "Iin ngerti kok Mas. Iin tahu diri. Iin ini cuma pembantu," bisik Iin pelan. Si Culun jelas aja trenyuh melihatnya. Apapun ceritanya, karena 'keusilan' dia di masa lalu, sesuatu yang tidak bisa dikembalikan lagi telah hilang dari sosok Iin. "Tapi Iin tetep bahagia. Sampai kapan pun perjaka Mas Dino, Iin yang dapet," lanjut Iin tiba-tiba sambil tersenyum meskipun Dino masih bisa menangkap nada sedih disana. "Maafin Dino ya Mbak," kata Dino. Hanya itu yang bisa dia ucapkan kepada pembantunya tersayang yang mengajarinya pertam