"gimana?" tanyna fay "kita nikah" "tapi kenapa lesu begitu?" tanyanya lagi, denis bahkan seolah tidak punya energi untuk menatapnya "karena aku harus asuransiin semua tulang belulang aku" "kok gitu?" lagi, fay hanya melontarkan pertanyaan demi pertanyaan "karena tiap kali kamu nangis aku akan dihajar om bayu" "aku janji ga akan ngadu ke om bayu kalo nanti aku nangis" ucap fay serius namun itu mengganggu denis "kenapa kamu yakin banget bakalan nangis kalo nikah sama aku?" tanya denis menyuarakan ketidaksukaannya "karena bunda aku menangis, ibu ratu pun menangis, mama naya juga. ku dengar ante nadin dan ante tika juga. cowok kan kebangetan" ucap fay menggebu diakhir kalimat, ia masih teringat perangai buruk adik sepupunya yang dua hari kemudian pasti badannya biru-biru karena cubita