"Mas, aku bisa sendiri," kata Tiffany ketika Dewa duduk di tepi ranjang lalu menyibak atasannya. Ia menahan tangan Dewa lalu menggeleng. "Aku kasih minyak doang, Sayang. Plis, aku nggak tahan liat kamu sakit. Aku nggak bakal kerja kalau kamu nggak nurut," kata Dewa. Tiffany merengut, tetapi ia akhirnya mengangguk daripada Dewa tidak mau berangkat bekerja. Dewa membuka botol minyak kayu putih itu lalu mulai mengoleskannya di perut Tiffany. Ia bisa merasakan tubuh Tiffany yang menegang akibat sentuhannya. Ia mengulum bibir, kulit putih dan lembut Tiffany membuat darah Dewa berdesir lebih kencang. Namun pria itu terus mengingatkan dirinya bahwa ia tidak boleh macam-macam dengan Tiffany atau gadis itu akan marah. Lagipula, Tiffany sedang datang bulan. "Sayang, apa kamu masih suka sedih?" t