Keesokan harinya, Nadine terbangun dengan penuh semangat. Ia mengecek pekerjaannya terlebih dulu sebelum mandi. Ia tersenyum tipis, ia lega rating-rating murahan itu perlahan-lahan mulai dihapus dari restorannya. Walaupun rating restoran itu belum pulih seratus persen, tetapi tetap saja ini adalah hal yang baik. Nadine bersyukur, semuanya bisa terlewati. Ia harus menggiatkan promosi agar restoran yang ia kelola semakin dikenal oleh banyak orang, jadi, ia sudah menyiapkan brosur selebaran yang akan ia bagikan ke orang-orang, mungkin di jalanan atau juga ke beberapa instansi. "Din, Papa udah prepare semua yang mau dibawa pindah," ujar Jono ketika Nadine keluar dari kamarnya. Nadine mengucek mata. Ia melihat koper dan beberapa barang pribadi ayah ibunya sudah siap diangkut. Nadine baru ing