Tiga

804 Kata
Acara resepsi pernikahan masih berlangsung, Nella tengah berdiri menyantap beberapa hidangan kue di sana. Pokoknya segala makanan Nella paling pintar. Selain hobi makan dia juga suka banget dengan rasa manis biar terasa manis dan semut selalu lengket padanya. Katanya begitu. "Aduh!" keluh Nella, Seseorang menyenggol sikunya hingga tersetrum. Nella menoleh siapa pelakunya ternyata Edy, Edy sendiri tidak sengaja karena dia juga lagi mengambil kuliner di atas piring plastik itu. "Om ... sepertinya ada aliran listrik bisa menyengat hatiku, deh," Gombal si Nella Edy memilih cuek pura tidak mendengar gombalan dari cewek barbar ini. Nella sepertinya menyadari kalau dia sedang dicuekin sama Om tampan. "Om, gak boleh, loh, cuek sama cewek cantik seperti Lala. Nanti jodohnya beneran cantol ke hati gue, loh." Mulai lagi aksi Nella. menggombali Edy masih tetap cuek anggap yang sedang mengoceh itu nyamuk numpang lewat. Kue Sus  yang paling disukainya, tinggal satu kue sus-Nya. "Maaf, ya, Om. Gue keduluan." Di ambil sama Nella kue itu, padahal Edy sudah mengincar dari tadi. Bisanya sinis sama itu cewek barbar. "Ih, Om! Itu punya gue!" Direbutnya kue Sus itu dari tangan Nella . Edy langsung masuk ke mulut tanpa ada rasa sisa di tangannya. Nella merenggut habis-habisan, langsung deh dia pergi dari tempat itu meninggalkan semua kue di atas piring kecil yang telah ia ambil. Edy menatapnya pergi dengan rasa kesal melewati orang-orang yang tengah bercengkrama itu. Edy merasa bersalah tetap saja dia cuek, karena dia lebih dulu dapat kue itu. ❣❣❣ Nella duduk di taman sambil melipat tangannya di depan. Menggembungkan kedua pipinya sampai bibirnya menciut tipis. Seseorang menyodorkan kue Sus lagi kepadanya. Dia menoleh dan menatap wajah Edy datar. "Suapi dong!" manjanya si Nella, Edy malah tak menunjukkan ekspresi apa-apa. Malah mengernyit alisnya. "Dasar cowok gak peka!" celetuk Nella dirampas piring itu dari tangannya di masukkan semua kue itu tiga biji ke mulutnya penuh. Dikembalikan lagi piring kepada Edy, Edy sendiri bingung melihat sikap cewek barbar ini. Nella sepertinya tersedak kue di tenggorokan terus dipukul dadanya. Edy sudah pergi tapi masih bisa diraih oleh Nella meminta pertolongan pertama padanya. Edy menoleh lagi dan sudah mendapati wajah cewek barbar itu kebiruan. Langsung saja Edy memukul leher belakang Nella dan keluar semua makanan yang sudah dikunyah halus butiran kue Sus masih utuh. Wajahnya biru menjadi normal. "k*****t lo, Om. Pukulan yang pelan dong...!" semprot Nella melotot Edy "Sudah untung ditolong, malah dapat damprat!" balas Edy memilih pergi. Nella tidak dapat mencegah pria itu. Dia sangat malu kalau saja tidak makan semua kue Sus dalam tiga sekaligus bakalan tidak akan kayak sekarang. Acara pernikahan dari kakaknya sudah bubar, kini Nella akan sendirian di rumah tidak ditemani oleh sang kakak cerewetnya. Huh... rasanya pengen nikah juga pikirnya. Untuk sekarang sih masih ada Luna di rumah, nanti ketika pindah ke rumah suami. Nella bakalan jungkir balik. Hari semakin larut, Nella masih terjaga dalam dunia mengantuknya. Sambil menatap alam gelap di bintangi oleh malam hari. Suhunya benar dingin, waktunya dia masuk ke kamar. Lebih enak nonton drama Korea dulu. Ketika masuk ke dalam, posisi itu tidak sengaja oleh Nella sendiri. Pria yang tengah duduk sambil mengetik sesuatu di ponselnya. Jadilah Nella mencoba mengagetkan pria misterius itu. Dengan langkah kaki tanpa suara. Bukan dia yang ditakuti tapi Nella hampir tercebur ke kolam renang kalau Edy tidak menangkapnya. "Ya Tuhan ... Gue selamat lagi!" celetuknya pelan. Tapi malah dilepas oleh Edy dan Nella terperangah Byurrr!!! "OM EDY...!" Teriak Nella saat berdiri basah kuyup. ❣❣❣ Hasthi! Sllurp! Nella baru saja keluar dari kamar mandi, sekaligus keramas rambut. Hidungnya merah akibat tercebur ke kolam renang ulah pria menyebalkan. Luna baru saja akan masuk ke kamarnya melihat keadaan adiknya sedikit tidak sehat. "Kamu kenapa? Ya ampun lihat, hidungmu merah." Luna mencakup wajah adiknya itu. Hidung benar merah, terjangkit flu. "Ini gara - gara Om Edy! Kalau nggak di lepas, Lala nggak bakalan begini ja-ja- Ha-Hat-hatchip!" Luna sampai menghindar bersin dari adiknya itu. Nella lirik kakaknya, semakin bersalah kepalanya pun ikut denyut-denyutan. "Sorry, Kalau begitu, Lala ke kamar dulu, ya, pusing banget kepala, Lala." "Jangan lupa minum obatnya, cepat sembuh ya." Luna merasa kasihan sama adiknya, stamina Nella memang berbeda dengan tubuh normal. Dari lahir kesehatan Nella tidak stabil, seperti tadi tercebur kolam saja sudah flu dan sakit kepala.. Dulu waktu musim hujan, Nella hanya terkena sedikit air rintihan hujan, demam. Terlalu lemah untuk tubuhnya. Edy kembali ke rumah, dan menghempaskan tubuhnya di ranjang ukuran sedang. Menatap langit kamarnya dibayangkan sosok cewek barbar yang coba mengerjainya. Awalnya Edy tidak tega lepas pelukan itu dari tubuhnya, karena ada telepon  penting jadi tanpa sadar Edy melepasnya. Dari cara dia melihat sikap cewek barbar itu sebenarnya boleh. Suka banget, imut, Badgirl, manja. Terlukis senyuman panjang untuk Edy membayangkan sosok lucu dari Nella, Hingga ke alam mimpi tidurnya. Satu pesan ✉ masuk dari ponsel Edy di dalam saku celananya, tapi Edy sudah tertidur lelap.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN