Roma, Italia... "Aku baik, Mah. Ini baru sampai apartemen." Vanya memberitahu ibunya yang sedang tersambung di telepon. Sudah hampir tujuh bulan ia kembali ke Italia. Menjalani hidup normal seperti sedia kala sebelum pulang ke Jakarta beberapa waktu lalu. Vanya ingat bagaimana pelukan erat ibunya saat kembali harus melepasnya di Bandara, waktu terakhir kakinya menginjak tanah kelahiran. Vanya tak bisa untuk tegar, tak ada perpisahan yang mudah, pasti menyisakan kepedihan. Vanya sangat tahu jika Valerie dan Dillan berharap dirinya tidak pergi lagi. Air matanya pun jatuh saat ia sudah duduk dalam pesawat. Ia berdoa tak hanya untuk keselamatannya saja tetapi juga menitipkan orang tua dan keluarganya pada Semesta selama ia tak ada bersama, alasan lain karena malam terakhir di Jakarta denga