Sialan! Baru membayangkannya saja dia sudah mulai mengeras. “Turun Sarah! Aku harus pulang.” Sarah menyeka air mata, “apa ada wanita lain?! Pasti wanita yang bersamamu waktu itu!” Vanya adalah wanita yang Sarah maksud. Aric menghela napas, “jangan bawa wanita lain, ini hanya tentang aku yang sudah merasa jenuh dengan hubungan kita.” Sarah dengan tidak terima, terpaksa keluar mobil, “kuyakin kamu akan berubah pikiran nanti, Aric!” Aric diam, yakin ia tidak akan sedikit pun berubah pikiran. Setelah malam itu bicara, Aric pikir Sarah cukup mengerti sekali di beritahu akan berhenti. Tetapi, ternyata tidak sama sekali. Sarah terus menelepon, sampai Aric harus blokir nomornya. Lalu Sarah selalu datang ke tempat-tempat biasa Aric habiskan waktu akhir pekan. Aric sudah minta ke Hamish mau