Mata Aric mengagumi kecantikan natural Vanya yang tanpa make up meski sedang pucat dan bangun tidur. Aric sama sekali tidak terganggu, ini bukan pertama kali ia menjadi orang pertama yang melihat wajah bangun tidur gadis itu. Setelah sekian lama, itu kedua kalinya setelah yang pertamanya kala mereka terbangun di hotel dalam keadaan kacau atas kuasa alkohol yang buat Vanya mabuk dan mereka hampir melakukannya. Situasi masih sama sampai suara pintu di buka, seorang suster masuk dan menatap posisi mereka. Wajah Vanya merona dan Aric tersenyum. Segera turun. Andai tidak terganggu, entah apa yang sudah terjadi di antara mereka berikutnya. Aric segera beranjak dari sana masuk kamar mandi, ia membasuh wajah dan menyikat gigi kebetulan kemarin sempat membelinya. Begitu keluar dari kamar mandi,