“Tuhan tolong dengar doaku, bila ia tak bisa mencintaiku maka buatlah ia berhenti menyakitiku!” ~Vanya. . . Vanya benar-benar membuktikan bahwa tak akan ia berikan mudah untuk Aric. Wanita itu menutup pintu tepat di depan wajah Aric. Sementara Aric tercengang bukan main, mengangkat tangan, ia mengedor-gedor pintu. “Vanya! Kamu tidak bisa lakukan ini padaku!” “Vanya!" "Vanya! Buka!" Vanya di balik pintu hanya menatap batas yang ada antara keduanya. Berusaha mengeraskan hati untuk tak peduli. Dia tak akan membuka pintu. Ia menarik napas, meski Aric pasti akan terus mengedor-gedor pintu tersebut. Keributan yang pasti akan menjadi masalah untuknya. Jelas-jelas kegaduhan semacam itu tak diharapkan ada di sana yang bisa mengganggu ketenangan tetangga. “Vanya, buka!” Aric kembali bersuar