“Mamah bantu ikat rambutmu ya.” Valerie mendekat, meraih rambut Vanya dan menjepitnya. Aric tersenyum kecil, begitu juga Vanya. “Hai..” “Hai…” Keduanya menyapa bersamaan. Canggung. Hamish dan Alyan saling lirik, lalu lebih dulu Yudistira dan Jenar yang berdiri. Mengajak Hamish dan Alyan untuk bicara di tempat lain. Memberi waktu untuk Aric dan Vanya. Begitu pun Dillan dan Valerie terdengar pamit. Tatapan mata mereka yang beradu, sama-sama berkabut kerinduan yang dalam. Tidak ada yang bicara, cukup tatapan saja sudah mengungkap keadaan. “Bagaimana keadaanmu?” Aric membuka kalimat pertama kali. Vanya tersenyum, lebih tulus dari selama ini yang di tunjukan pada Aric. “Buruk, meski jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku harus menyesuaikan diri dengan tangan kiri. Tangan kananku kebas, ge