"Putramu demam? Coba pegang dahinya..” Daddy tiba-tiba berujar demikian, menarik perhatian semua anggota keluarga yang sedang berkumpul. Kebetulan begitu Aric sampai rumah, ia mendapati Fay dan Alyan sedang menginap bersama tiga anaknya.
“Aric?” Anna bertanya tak yakin. Putranya terlihat baik-baik saja.
Kai mengangguk sembari meletakan cangkir berisi teh herbal hangat, “Ya, kita memang hanya punya satu putra.”
Anna menoleh pada Aric yang sedang tersenyum begitu lebar sembari menatap pada layar ponsel. Membaca balasan tunangannya, kemudian membalasnya.
“Ini sih gejalanya demam cinta, tubuh tidak panas. Tetap normal Dad, hanya biasanya seseorang jadi rada-rada saja.” Fay menyahuti sembari tangannya memeluk Sagara, sementara Sky duduk di dekat Kai, dan Fayra mulai mengantuk di pelukan
