“Kamu jadi bertemu Lea?” tanya Aric. Vanya tengah memasukkan Ipad miliknya ke dalam tas, mereka tersambung dalam telepon. Aric sudah dua hari berada di Surabaya dalam urusan kerja, besok dia baru akan kembali. Lalu akhir pekan seperti rencana, mereka akan pergi berkemah bersama keluarga. “Jadi, sambil Lunch. Lea akan datang ke kantor. Dia sudah di jalan, mungkin sebentar lagi sampai.” Vanya menaikkan tangan kirinya, menatap jam. Vanya merasa sudah cocok untuk menempati penthouse yang semula milik Dokter Kaflin Lais. Entah jadi di sewa atau seperti kemauan Lea membelinya. Pastinya meminta jasa desain Vanya untuk penthouse tersebut. Vanya sudah menyelesaikan desainnya, ia sudah mengirimkan email pada Lea. Siang ini mereka sepakat bertemu untuk merevisi beberapa yang Lea inginkan. “Besok