Rendra mengangkat tubuh Laila agar bisa sejajar dengannya tanpa melepas tautan bibir mereka, hingga membuat kaki wanita itu sedikit menggantung dan Laila langsung merangkul leher pria itu dengan erat. Seandainya tak seperti kehabisan udara mungkin tautan bibir itu tidak terlepas, setelahnya hanya napas yang terengah-engah terdengar dengan mata Rendra yang menatap lekat mata Laila yang terlihat sayu setengah terpejam seperti menikmati pertautan bibir mereka tadi. “Aku tidak bisa menahan diriku lebih lama lagi,” bisik Rendra serak. “Maksud Mas Rendra?” bisik Laila juga, yang mengalihkan tatapannya ke bibir Rendra. “Kau sebenarnya adalah godaan terbesar yang berusaha aku lawan, tapi aku tidak akan menahan diri lebih lama lagi sekarang,” Rendra juga sekarang melakukan hal yang sama menata