Nafas Rendra memburu begitu juga dengan Laila yang terengah saat merasakan tubuh berat pria itu ambruk di atas tubuhnya yang sama-sama di penuhi dengan keringat. “Ini olah raga pagi yang menyenangkan,” gumam Rendra di telinga Laila sambil mencium ceruk leher wanita itu. “Kau berat sekali,” ujar Laila pelan sambil mendorong tubuh besar Rendra agar menyingkir dari tubuhnya yang terasa ringkih. Hanya ada tawa terkekeh dari Rendra sambil beringsut dari atas tubuh Laila, sambil menatap tubuh wanita itu dengan tarikan nafas panjang, “Maaf, sayang.” Dengan percintaan singkat yang di lakukan sedikit tergesa-gesa, karena waktunya tidak memungkinkan untuk lebih lama seperti semalam tapi itu sudah cukup bagi Rendra untuk meninggalkan jejak kepemilikan lain di tubuh Laila juga kepuasan serta pele