Kristin membuka pintu mobil, turun perlahan, dan melangkah menuju area pabrik dengan langkah pasti. Di kejauhan, suara mesin beradu dengan hiruk pikuk pekerja. Dan di tengah riuh itu, Kristin mencari sosok laki-laki yang tanpa sadar sudah dia tempatkan terlalu dalam di pikirannya. Terkesan sangat agresif akan tetapi Kristin benar-benar tidak bisa menahan diri untuk tidak menyusul Zaky ke pabrik itu. Meskipun sampai saat ini dia masih memikirkan alasan apa yang sekiranya dia berikan jika nanti dia bertemu Zaky di pabrik itu. Tentu saja kedatangan dia di pabrik itu akan terkesan sangat canggung dan aneh, mengingat seharusnya Kristin tidak berada di sana. Akan tetapi map yang dia bawa sepertinya bisa di jadikan alasan. "Permisi Pak...!" Kristin mengulurkan tangannya di depan pria denga

