Hidup Terus Berjalan

2247 Kata

“Re... aku kira siapa?! Masuk-masuk!” Utari membukakan pintu rumahnya, sekitar jam satu siang ketika Reema mengetuk pintu. Reema melepas heels yang dikenakannya, demi menghemat lagi ia kembali menggunakan transportasi umum dan rasanya cukup menyiksa kaki. Ia pergi untuk wawancara, perusahaan kedua sejak ia menganggur hampir sebulan. “Indonesia benar-benar krisis lapangan pekerjaan! Kesempatan kerja, sama pelamarnya jelas gak sebanding sama sekali. Dibutuhkannya cuman belasan atau maksimal puluhan karyawan, yang ngelamar bisa ratusan sampe ribuan. Gilak!” dia menggerutu, sambil meraih tisu dan mengelap keringatnya. Cuaca juga sedang panas-panasnya. Utari datang membawakan es teh manis, Reema berterima kasih untuk yang paling ia butuhkan. Reema memang selama ini tetap pura-pura berangk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN