Setelah Badai [2]

2327 Kata

Reema menggenggam satu gelas berisi susuu hangat yang masih mengepul, di luar kaca tampak masih gelap meski sudah pukul tujuh lewat beberapa menit. Cuaca begini justru akan membuat jalan-jalan Jakarta makin padat. Sesekali ia menyesap susuu hangat, tidak ada sarapan berat. Segelas susuu dan satu potong roti gandum tawar yang ia celupkan saja. Ia sedang tak berselera makan. Hujan turun dari jam empat pagi, belum benar-benar reda. Masih menyisakan rintik dan cuaca lebih dingin dari biasanya. Maunya jika cuaca begini, kembali ke atas tempat tidur dan menarik selimut. Bukan tentang cuaca saja, rasa malas pergi ke kantornya muncul sejak kemarin. Kepala Reema kembali menunduk menatap ponsel yang ia letakkan di atas meja, sejak beberapa saat menunjukkan ruang pesan terakhir dengan Dante. Ter

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN