Nolan kemudian tertawa kecil melihat tingkah kakaknya, sebaliknya Dante semakin kesal mendapati adiknya begitu. Nolan mengangkat tangan, menyentuh pundak kakaknya yang langsung ditepis oleh Dante. “Silakan pergi!” usir Dante. “Tidak menawariku masuk dulu, Ka Dante?” Nolan dengan sengaja memanggilnya Ka Dante. “Aku bilang, aku tidak punya waktu untuk bicara dengan orang tak punya kepentingan di jam kerjaku ini!” Tegas Dante tidak ingin menerima kehadiran adiknya. Tidak ada basa-basi, sikap dingin Dante pada sang adik melebihi yang Reema hadapi selama ini. Ada kebencian dari cara Dante menatap adiknya. Sedangkan Nolan, ia pasti merasakannya tetapi bersikap lebih tenang bahkan terkesan sengaja. Nolan kemudian melirik bahkan kepalanya sedikit miring supaya bisa menatap Reema. “Reema—