BAB 32 Terpuruk Dalam Kesendirian

1888 Kata

Matcha masih meringkuk sedih di sofa ruang keluarganya seperti biasa. TV di depannya menyala, tapi di kondisi sunyi seperti ini yang dia dengar dari dunia halusinasinya adalah celoteh mama dan papa yang sedang berdebat. Biasanya mereka saling mengomentari dan memberi pendapat acara televisi yang sedang mereka saksikan. Bahkan kadang-kandang mereka menggunakan bahasa dan istilah sulit yang Matcha tak bisa mengartikannya. Sudah seminggu lebih sejak pemakaman kedua orang tuanya. Matcha masih belum bisa menerima keadaan ini. Bukan lagi tangisan yang dia tunjukkan, tapi sikap dan raut sedingin salju yang nampak dalam diri dan sikap gadis ini. Sekuat tenaga Matcha berusaha berdamai dengan hati dan situasi kesepiannya. Di ingatnya dengan keras  orang-orang yang saat ini ada di dekatnya. Sekuat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN