Matcha dan Nara duduk berdua di sebuah bangku kantin di kampus tempat mereka sekarang menyandang status sebagai mahasiswa. Semangkuk bakso dan segelas es teh manis tersuguh di depan mereka. Universitas ini dulunya adalah tempat mengajar kedua orang tua Matcha. Gadis itu sengaja meneruskan kuliah di sini karena adanya beasiswa yang di tawarkan oleh pihak universitas sebagai tanda jasa atas pengabdian kedua orang tuanya dahulu. Sedangkan Nara, kuliah di sini jelas-jelas karena memang sengaja mengikuti Matcha. “Kali ini gue terima kalau elo mengatakan bahwa gue menjadi penguntit hidup elo,” begitulah dahulu yang Nara ucapkan ketika Matcha memprotes kenapa Nara melepaskan beasiswa kuliah keluar negerinya demi mengikuti Matcha. Namun parahnya, gara-gara Nara kuliah disini bersamanya, Nadine j