Matcha sudah siap membuka pintu mobilnya. Bi Imah yang mengantarnya sampai depan pintu tersenyum haru melihat gadis cilik momongannya itu kini tampak dewasa dengan setelan blazer dan rok span warna hitam selutut, cukup feminin meninggalkan kesan tomboy yang selama ini melekat pada dirinya. Baju kerja itu benar-benar tampak manis dan begitu pas membalut tubuh ramping dengan tinggi semampai dan rambut lurus sepinggang yang selalu di biarkan tergerai. Gaya lama rambut gadis itu yang tidak pernah berubah dan lekang di makan waktu. “Chacha berangkat dulu ya, Bi,” pamit Matcha pada Bi Imah ketika sudah bersiap masuk ke dalam mobil. Mobil yang dia pakai bukan mobil baru, tapi sebuah kijang Innova lama milik kedua orang tuanya dahulu yang sarat dengan kenangan indah di dalamnya. Sedikitpun Matcha