Kening Giandra langsung mengernyit begitu mendengar ucapan Aubrey barusan. Namun, bukannya langsung memberikan kalungnya kepada Aubrey, Giandra malah tersenyum meremehkan. “Yakin? Berapapun?” Giandra kemudian meneguk sampanye miliknya lagi. “Aku tahu bahwa suamimu sangat kaya raya. Tapi aku rasa, sedikit tidak sopan untuk langsung menawar barang milik orang lain dengan embel-embel ‘berapapun akan aku beli’.” Aubrey terdiam sesaat, lalu berbicara pelan, “kalung tersebut sangat penting untukku. Karena itu salah satu peninggalan ibuku.” “Bagaimana jika aku sangat menyukai kalung ini dan aku tidak mau menjualnya?” Aubrey sedikit dibuat terkejut dengan ucapan Giandra barusan yang mengatakan bahwa tidak mau menjual kalung miliknya, padahal Aubrey juga sudah bilang bahwa kalung tersebut meru