“It’s everything okay?” tanya pria itu. Aubrey mendongakkan wajahnya dan ia tidak menyangka bahwa lagi-lagi pria itu selalu ada di waktu sedihnya serta menjadi penyelamatnya. Brian dan lagi-lagi Brian. Entah darimana pria itu datang, tapi tiba-tiba saja kini berada dihadapannya. Namun lidah Aubrey terlalu kelu untuk menjawab pertanyaan dari Brian barusan. Because everything it’s not okay. Perasaan Aubrey hancur berkeping-keping. Ia merasa kehadirannya dari awal memang tidak pernah diharapkan oleh Ayahnya, merasa bahwa Ayahnya sangat memihak keluarga barunya sehingga Aubrey yang merupakan anak kandungnya malah terlihat seperti anak buangan. Namun Brian malah tidak melontarkan pertanyaan lagi. Ia memilih duduk disamping Aubrey, terdiam dan mendongakkan kepalanya, melihat langit kota