Part 4 : Kasur Pengantin atau Kuburan Baru?

905 Kata
"Bang... Bang Imam..." Ellia mengusap-usap punggung Cakra yang tidur memunggungi-nya. "Udah berapa kali aku bilang nama aku Cakra bukan Imam." balas Cakra dengan suara serak khas orang tidur, lelaki itu benar-benar lelah selama seminggu ini dirinya benar-benar kurang tidur. "Ishh.. Abang mah nggak ngerti." Dengkus Ellia sebal. Ini malam pertama mereka sebagai suami istri, tetapi suami tampannya itu justru lebih memilih memeluk guling dibandingkan dirinya. Cakra hanya diam tak menjawab. Masa bodoh dengan malam pertama, ia mengantuk saat ini, maka yang ia butuhkan hanyalah tidur. "Bang.. Abang sayang.. Syuamikkuu." panggil Ellia manja dengan tangan yang masih aktif mengusap-usap punggung tegap Cakra, sesekali menduselkan hidungnya pada punggung itu,  mencium aroma maskulin yang menguar dari sana dengan rakus. Cakra berdeham, namum masih bertahan pada posisinya. "Masa udah ngantuk Bang?? Baru juga jam 8." tanya Ellia, pasalnya, dirinya dan Cakra baru saja selesai menunaikan shalat isya' dan sekarang Cakra langsung molor? Yang benar saja. "Aku capek El." Pesta pernikahan Ellia dan Cakra baru selesai setelah adzan maghrib tadi, dan sekarang mereka sedang beristirahat di kamar hotel yang dipesankan Kinanthi. "Ishh masa gitu aja capek, sayang dong Bunda udah siapin kamar penuh bunga gini kalo kita nggak ngapa-ngapain.. Sepi gini.. Banyak bunga, mana wangi banget.. Persis kek kuburan baru." omel Ellia dengan bibir yang manyun seperti bebek, dengan kaki yang dihentak-hentakan diatas Kasur empuk mereka. Cakra mengusap wajahnya frustasi, istrinya memang selalu banyak tingkah. "Mulut kamu Ellia, kalau bicara dijaga." peringat Cakra datar. Ia kembali memejamkan matanya dan mengeratkan selimut tebalnya. "Isshh nyebelin." desis Ellia, "Kalo mau tidur barengan doang ngapain mesti pake baju kurang bahan udah gitu bolong-bolong gini coba." rutuk Ellia pada dirinya sendiri, namun sayangnya Cakra juga dapat mendengarnya. "Tidur El udah malem." perintah Cakra datar. "Nggak mau!" Jawab Ellia dengan nada suara yang mulai naik beberapa oktaf. "terserah." ucap Cakra tak acuh. Ellia yang gemas sendiri dengan tingkah suaminya itu pun akhirnya nekat menindihi badan Cakra yang sedang dalam posisi miring. "Astaghfirullah" pekik cakra kaget. "Apa sih El?" Cakra membalikan tubuhnya ke posisi telentang, batinnya bergejolak kala merasakan d**a kenyal El yang menempel tepat di dadanya. "Abang nggak mau ngapain dulu gitu smaa El? Elus-elus kulit mulus El gitu? El tadi udah luluran loh. Apa pegang-pengan? Atau mau cium?" tany El polos namun justru terdengar begitu menggoda. Cakra hanya menahan senyumnya, hingga bibirnya nampak berkedut "nggak" jawab Cakra, membuat Ellua merengut kesal. "Abang mau langsung goyang juga gapapa." rengek Ellia mulai frustasi sendiri. "Goyang apa sih El?" Tanya Cakra pura-pura polos, sungguh ia tau maksud dari istri imut-nya ini, bahkan ia pun sama inginnya, namun selain karena lelah, rasanya sedikit mengerjai Ellia tidaklah buruk. "Ah yaudah deh." Ellia muali jengah, Ellia kembali membungkus tubuhnya dengan selimut tebal. “Tau gitu tadi tidur pake daster gembel aja.” Ujar Ellia menggerutu, ia menyesal memakai gaun sexy kurang bahan seperti ini. "Good night bang." lirih Ellia, dengan guratan nada dan wajah kecewa disana. Ellia balik memunggungi Cakra, matanya berkaca-kaca, kok rasanya nyesek gini sih? Ditolak pas malem pertama tu rasanya kaya nyesek-nyesek pengen teriak. Batin Ellia sengan air mata yang mulai mengalir, rasa kesal-nya semakin menjadi-jadi kala mendengar dengkuran halus disampingnya. Ellia menghapus air matanya dan mencoba menetralkan nafasnya, ia membalikan tubuhnya kembali menghadap Cakra, yang kebetulan menghadap ke arah Ellia. Ellia mengamati wajah suaminya yang begitu tampan dan gagah, meski sedang tidur. Tangannya terulur membelai sebatas pipi dan rahang Cakra dengan lembut. "Ellia marah sama abang, nyesek tau rasanya ditolak gitu, tapi Ellia cinta banget sama abang, gimana dong?" ucap Ellia dengan pelan, sangat pelan. "Siapa sih yang nolak kamu?" Cakra membuka matanya perlahan, padangannya jatuh pada wajah sendu Ellia, dengan mata dan hidung yang memerah. "Eh? Kok melek?" pekik Ellia, Cakra hanya terkekeh pelan, lelaki itu menarik Ellia dalam pelukannya, dan dengan senang hati Ellia memeluk Cakra balik. Rasa kesal dan kecewa itu seakan langsung hilang begitu saja. Cakra mengusap-usap punggung Ellia dengan perlahan namun menyalurkan rasa hangat yang tiada tara di hati Ellia. "Main goyang-goyang nya besok aja, Biar maksimal, kalo capek gini nanti goyangnya nggak maksimal." ucap Cakra menahan tawa karena ucapannya sendiri. Ellia mengangguk cepat, hatinya berbunga-bunga rasa aneh itu kembali menggeleyar di perut dan rongga dadanya, ini kah efek bahagia? "Sekarang peluk-peluk dulu." sambung Cakra, lalu ia mengecup kening Ellia "sama cium dikit." kekehnya, membuat Ellia ikut terkekeh. "Sambil remes-remes juga boleh." seloroh Ellia dengan wajah polosnya. "Astagfirullah.. m***m banget sih istri abang." ucap Cakra tak kuasa menahan tawanya. "Ahh cieee istrii.. Jadi makin cinta deh sama abang," goda Ellia, memandang Cakra dengan tatapan manjanya. "Ya istri lah. Emang mau jadi tukang kebun?" ucap Cakra menimpali guyonan konyol Ellia. "Udah yuk tidur." Ellia mengangguk mengiyakan ajakan Cakra. Matanya pun mulai terpejam. "I love you." bisik Cakra sambil menyematkan satu kecupan di pelipisi Ellia, yang nampak tertidur pulas dalam dekapan Cakra. "BILANG APA TADI?!!!!" Pekik Ellia heboh, pasalnya ini pertama kali ia mendengar pengakuan cinta dari Cakra. Cakra gelagapan, "ap-apa sih? Bilang pengen makan tahu." Eliia melepaskan diri dari pelukan Cakra, matanya menyipit menatap sang suami. indera pendengarannya tak mungkin salah. "Bilang apa?" tantang Ellia dengan wajah jutek di buat-buat. "Apa sih El, tidur!" bentak Cakra pelan kembali menarik Ellia dalam pelukannya. Ellia berdecih pelan, "bilang apa tadi bang?? Ellia pengen denger lagi.." rengek Ellia manja. Cakra mengehela nafas pendek, "I love you istri absurdku." ucap Cakra terkekeh. Ellia tersenyum merekah, "i love you more syuamikkku." Ellia semakin mengeratkan pelukannya pada Cakra. Mereka pun memasuki alam mimpi mereka masing-masing dengan saling berpelukan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN