Part 5 : Jadi Goyang (18+)

1056 Kata
Cakra menepuk-nepuk pipi Ellia dengan pelan, "El, ayo shalat subuh dulu." Gadis itu benar-benar tidak merasa terganggu, Cakra mengenal Ellia dengan sangat baik. Gadis itu memang  memiliki masalah dengan bangun pagi, bahkan saat masih sekolah dulu hampir setiap pagi Ellia terlambat. Cakra menekan hidung mancung istri cantiknya itu, hingga membuatnya kehabisan nafas “Ellia bangun! SHOLAT atau Abang SHOLATKAN?!” Teriak Cakra. Ellia mengerjabkan matanya dengan polos dan tanpa rasa jengkel atau bersalah sedikitpun gadis itu menarik kedua sudut bibirnya, menampilkan senyuman terbaiknya. Siapa sangka bahwa senyumnya terukir karena melihat Cakra yang nampak sudah segar dengan rambut yang terlihat basah. "Gantengnya syuamikku." ucap Ellia dengan suara serak sambil menjawil hidung mancung Cakra. "Ellia!" geram Cakra, Ellia pun hanya terkikik geli, ia segera duduk dan bersandar di hardboard tempat tidur, untuk mengumpulkan kesadarannya, sambil menikmati pemandangan lelaki tampan didepannya itu. Cakra menelan salivanya susah payah kala melihat lingerie yang Ellia kenakan melorot hingga menampakkan separuh  d**a Ellia, tatapan Cakra seolah terkunci pada tubuh mungil yang nampak menggairahkan itu. ‘Kira-kira bagaimana rasanya bermanja-manja disana?’ Batin Cakra penuh tanya, jiwa lelakinya sukses terpancing. Ellia menahan tawanya kala melihat wajah m***m Cakra, dengan usil Ellia menggelung rambut panjangnya dengan sensual. Wanita itu meraih tangan kanan Cakra dan meletakannya di salah satu p******a miliknya. "Astaghfirullah!" pekik Cakra langsung menarik kembali tangannya, ia pun segera beranjak dari sisi Ellia sambil terus beristighfar, seolah-olah baru saja melihat setan dan hal itu sukses membuat Ellia tertawa terbahak-bahak. "Kalo pengen ya pegang aja kali Bang, nggak usah ngliatin ampe segitunya, udah HALAL ini, mau remes-rem.. Cakra segera membungkam bibir tebal Ellia dengan tangan kirinya. "Stop it Ellia! Cepat mandi! Waktu subuh udah mau habis!" ucap Cakra dengan dingin dan tatapan mata menghunus, membuat Ellia menciut seketika. Ellia pun segera meraih handuk yang ada di nakas dan segera berlari kecil ke kamar mandi, taku-takut suaminya semakin emosi, yang ada nanti Ellia gagal mendapat jatah malam pertamanya yang tertunda. Cakra memegang d**a kirinya, "Astaga, m***m banget bini gue, untung gue sayang." Lelaki yang belum genap berusia duapuluh tahun itu duduk ditepi ranjang sambl menyugar rambutnya, menetralisir nafasnya yang mendadak semakin berat, Cakra merebahkan tubuhnya dikasur dan menarik bantal untuk menutupi wajahnya. Cakra melempar bantalnya asal saat merasakan sebuah tangan kecil mengusap perutnya. “Bang? Jadi sholat?” Tanya Ellia yang nampak begitu cantic dalam balutan mukenanya. Cakra mematung sesaat, kenapa ia merasa Ellia lebih cantik dalam keadaan tertutup seperti ini. “Bang kenapa? Masih mau remes-remes lagi?” Tanya Ellia polos membuat Cakra terkekeh. “Kita sholat.” Ellia mencium punggung tangan Cakra setelah mereka selesai menunaikan ibadah shalat subuh. Cakra masih menatap Ellia datar, "Abang masih marah sama El?" tanya Ellia takut sambil memilin mukenanya. Cakra hanya diam tak menanggapi, ia kembali memutar tubuhnya menghadap kiblat, lalu kembali berdiri. Ellia mendesah pasrah, "Berdiri, kita shalat 2 rakaat dulu." titah Cakra pada Ellia. "Heh?" tanya El bingung. Cakra mengehela nafas, "Jadi goyang nggak?" Ellia memekik senang, ia segera berdiri. "Buruan bang, Ellia udah nggak sabar." "Mesum." ejek Cakra, Ellia hanya terkikik geli. Setelah selesai menunakan sholat sunnah dua rakaat, Cakra menggiring Ellia kembali ke Kasur. "Siap ni?" goda Cakra menatap Ellia yang berada di kungkungannya. Ellia mengangguk pasti. Cakra mulai mencium lembut bibir tebal El, manis.. Sangat manis, mereka saling memagut dengan penuh damba, meski keduanya belum pro dalam masalah ini, namun keduanya mengikuti insting dan naluri mereka masing-masing. Cakra menyingkap baju yang El kenakan, hingga menampilkan kedua benda kembar yang menjadi fokusnya sejak tadi. Ellia memekik nikmat kala Cakra menghisap kuat dan menggigit gemas dadanya, Ellia begitu terlena dengan kecupan-kecupan basah Cakra di seluruh tubuh polosnya. Tak mau kalah, Ellia mulai memberi jejak cintanya di seluruh leher Cakra tanpa ada yang terlewat, dengan gemas Ellia menjilati telinga Cakra, membuat mpunya menggeram nikmat. 2 sejoli itu begitu saling mendamba dan memberi kenikmatan satu sama lain dengan deru nafas menggebu-gebu. Luapan cinta satu sama lain yang begitu panas. "Ini mungkin akan sedikit sakit." ucap Cakra dengan nafas tersenggal-senggal dan mata yang tertutup kabut gairah. "Just do it." ucap Ellia mengigit jemari lentiknya. "Kalo El nangis atau teriak minta stop jangan turutin Bang, lanjut aja." pesan El pada Cakra yang sudah siap dengan penetrasinya. Cakra mengangguk ragu. Perlahan namun pasti junior Cakra berhasil menerobos sesuatu dalam inti tubuh Ellia. Air mata Ellia tak tertahankan, rasanya sangat asing, sesak, perih entahlah rasanya sangat menyakitkan. Cakra membiarkan Ellia menyesuaikan diri dengan miliknya. "Goyanging bang pliss jangan diem aja.." pinta Ellia manja, rasa perih dan sakit itu berubah menjadi sangat nikmat seiring dengan ritme Cakra yang semakin brutal. "Kok nggak mendesah sih?" Tanya Cakra bingung dan menghentikan aksinya sejenak. "Harus ya?" Ellia bertanya balik dengan polosnya, Cakra jadi gemas sendiri dengan tingkah konyol El, ia pun semakin brutal menumbukan miliknya pada inti El, dengan bibir yang terus menghisap dan mengigit gemas puncak d**a Ellia, membuat Ellia memekik nikmat bercampur perih. "Ahhhhh.. Fasterrr.. Babe.. Uhhhh.." desaah Ellia terdengar begitu merdu dan menggemaskan di telinga Cakra, hal itu membuat Cakra semakin semangat untuk terus memompa juniornya. "Ahhhh... Babe..aku mau diatas.." pinta Ellia dengan susah payah karena nikmat yang ia rasakan. Dengan segera Cakra memposisikan Ellia duduk di atas miliknya. Cakra tersenyum puas kala melihat Ellia yang nampak begitu sexy saat bergerak naik turun mencari kepuasan dirinya dan memberi kepuasan pada Cakra. "I love you Ellia.." Desah Cakra "Yahhh.. Tuhhannn...aahh.. Semogaahhhhh..ahhh ahhh.. Anak akuhh sama Cakrahh pinterr.. Ahh..kay..ahh... Kaya papahnya.." Ucap Ellia terbata-bata karena menahan desahannya, dan hal itu membuat konsentrasi Cakra buyar karena menahan tawanya. Dengan gemas Cakra membalik kembali posisinya hingga Ellia berada di bawahnya. Cakra memompa kembali inti Ellia dengan brutal, "ahh cakrahh.. Akuhh mau pipis." "Sama-sama.." Ellia dan Cakra mencapai puncak mereka bersamaan, mereka tergeletak lemas di kasur sambil mengatur nafas mereka yang tersenggal-senggal. Cakra menarik Ellia dalam pelukannya, mereka saling berpelukan dengan tubuh yang sama-sama polos, menghantarkan gelenyar panas yang tak dapat mereka deskripsikan. Cakra mengusap puncak kepala Ellia, "Kamu luar biasa." puji Cakra membuat Ellia bersemu merah. Ellia megusap d**a bidang Cakra, "I love you." Cakra mencium pucuk kepala Ellia, "I love you more." "Bang" bisik Ellia. "hmm?" "Goyangan abang yahuuudd bangetttt...El sampe lemes gini.." ucap Ellia jujur. Cakra tertawa lepas mendengar ucapan konyol Ellia yang terdengar seperti pujian (?) "Istirahat dulu, kumpulin tenaga buat goyangan selanjutnya." perintah Cakra, Ellia pun mengangguk patuh, ini benar-benar terasa nikmat sama seperti apa yang diceritakan teman-teman Ellia semasa sekolah dulu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN