Lamaran

1975 Kata

Sudah lebih dari seminggu Aylin meninjau terapi dengan Risaka. Selama itu jugalah dia tak bertemu dengan El. Pria itu hanya berani melihat Aylin dari kejauhan. Entah kenapa, melihat rasa takut yang ada di mata Aylin menentang membuat terasa seperti teriris sembilu. El hanya memperhatikan Aylin lewat kamera pengintai, melihat Aylin di malam hari saat dia tidur lalu pergi. Seperti biasa, saat sakit hari Aylin menatap senja dari halaman rumah hijaunya. Halaman yang penuh dengan bunga mawar merah. Rumah yang Aylin ini sangat indah, Sederhana sekali. Rumah dengan dua lantai yang terbuat dari kayu yang di susun rapi hingga terlihat seperti jalinan tumpang tindih. Walau seindah apapun, tetap saja Aylin kembali ke rumah. Sayang, tak ada celah untuk kabur dari sini. Tempat seperti desa yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN